BAB 9


Tanggal 23 – 04 – 2012 


BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI : 



Manusia di Dunia dalam satu Kehidupan 

sibuk demi kenamaan, kejayaan, 

sepanjang hidup banting tulang penuh kegalauan, 

demi Anak bekerja keras bagaikan sapi atau kuda, 

mendapatkan banyak uang 

tapi rata-rata didapatkan d

engan cara tidak sesuai dengan hati nurani, 

meskipun sudah dapat uang 

tapi Amal Kebajikan-nya hilang, 

pada akhir-nya semua jadi kosong, mengapa ? 

 [ Karena didapatkan dengan cara haram 

maka pergi-nya juga dengan cara haram, 

harta yang haram tidak bisa dinikmati terlalu lama ]. 

Saya harap Manusia paham 

[ seorang Budiman suka akan harta benda 

tapi mendapatkan-nya tidak bertentangan dengan hati nurani ], 

jangan bertindak sembarangan, 

kalau tidak setelah meninggal 

akan meninggalkan nama yang dimaki Orang terus, 

diludahi oleh Orang-orang di Dunia, 

menyesal pun sudah terlambat. 






Buddha Ci Kung : 

Murid bodoh, mari pergi buat Buku. 

( Waktu itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, 

roh Thung Sheng seketika dikeluarkan ) 






Thung Sheng : 

Murid di sini memberi salam hormat pada Guru. 

Barusan dengar ucapan Guru, 

Murid ada merasakan Manusia di Dunia

 demi uang tapi mengesampingkan hati nurani, 

berbagai macam produk yang dibuat 

dengan tidak sesuai hati nurani tersedia, 

bukan hanya mencelakai badan Orang, 

bahkan ada yang mencelakai nyawa Orang, 

sungguh jahat. 






Buddha Ci Kung : 

Ha … ha … ! 

Manusia punya pandangan 

hanya mengutamakan keuntungan, 

hanya menuntut keuntungan yang ada di depan mata, 

bahkan tidak perduli hal yang akan menimpa-nya 

di kemudian hari 

( baca-lah [ KELILING NERAKA ] 

yang akan mendapat hukuman berat, 

betapa bodoh-nya ? 

Karena itu Saya mengharapkan Manusia di Dunia 

cepat-lah sadar, 

belum terlambat. 

Mari sambil jalan sambil ngobrol. 





( Saat itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, 

naga emas pelindung segera muncul, 

Guru dan Murid naik ke atas naga emas, 

naga emas terbang dengan cepat, 

ke tempat tujuan hari ini ) 






Thung Sheng : 

Guru. 

Kuil kita ada menempatkan 2 patung Buddha baru, 

yang satu adalah Yue Lao Sien Wung, 

satu-nya lagi Wen Chang Ti Ciun, 

apakah ke-dua Buddha sudah datang menolong Umat Manusia ? 

Mohon petunjuk Guru. 







Buddha Ci Kung : 

Ha … ha … ! 

Belakangan ini Kuil Chiien Cen 

banyak melakukan kegiatan Amal, 

mendapat pujian dari Tuhan dan para Buddha. 

Yang paling berharga dalam sepanjang hidup Manusia 

ada 3 hal, 

yang pertama : “Nama”, 

ke-dua : “Keuntungan”, 

ke-tiga : “Jodoh”. 


* * 

Untuk dapatkan “Nama” bisa mohon pada Wen Chang Ti Ciun, 

“Keuntungan” bisa mohon Kuan Sheng Ti Ciun, 

“Jodoh” bisa mohon pada Yue Lao Sien Wung, 


* * 



Ke-tiga Buddha sudah ada di Kuil Chiien Cen, 

ini merupakan rezeki Manusia. 

Jika Manusia di Dunia ada yang mohon 3 hal tersebut, 

bisa sampai ke Kuil Chiien Cen 

mengucapkan ikrar untuk berbuat baik dan memohon-nya, 

pasti bisa mendapat bantuan dari 3 Buddha 

dan memenuhi keinginan hati, 

semoga Manusia menyayangi-nya. 







Thung Sheng : 

Terimakasih atas petunjuk Guru, 

Manusia mengetahui kabar baik ini maka dimanfaatkan, 

mohon “Nama” ( memohon Nama untuk ribuan tahun ), 

mohon “Keuntungan” ( memohon Keuntungan ribuan tahun ), 

mohon “Jodoh” 

( memohon ikat jodoh baik dengan Umat Manusia ), 

merupakan tindakan yang lebih tinggi tingkat-nya, 

semoga Manusia bisa meningkatkan semangat 

untuk menjalani-nya. 





( Pada saat Guru dan Murid lagi bicara, 

naga emas turun di dalam halaman 

yang empat sisi-nya ada bangunan, 

bangunan yang tengah 

ada seorang Kakek lagi senang bermain dengan Cucu-nya, 

sungguh beruntung, 

membuat Orang salut. 

Waktu itu Buddha Ci Kung 

menyulap seekor serangga pemicu tidur 

terbang ke arah kepala Kakek, 

sang Kakek mulai pusing dan ingin tidur, 

akhir-nya ter-tidur, 

Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, 

mengeluarkan roh Kakek ) 






Kakek Tua : 

Yiii … ! 

Kalian siapa ? 

Kenapa datang ke rumah saya ? 

Ada masalah penting apa ? 






Thung Sheng : 

Bodhisattva tua, apa kabar ? 

Saya perkenalkan diri dulu pada Kakek, 

yang berdiri di samping saya 

adalah Buddha Ci Kung yang terkenal itu. 

Sekarang mendapat Titah Tuhan 

untuk membuat Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ], 

ada Buddha Ci Kung yang membawa rohani saya 

keliling 3 Alam untuk buat Buku, 

mengunjungi kasus baik maupun buruk, 

untuk menasehati Manusia di Dunia 

agar berubah menjadi baik, 

menyelamatkan Umat Manusia kembali ke sisi Tuhan. 

Saya adalah medium di Kuil Nan Thian Ce Sia Chiien Cen, 

jika merasa terganggu, 

mohon Kakek maklum. 







Kakek Tua : 

Ternyata demikian, 

tidak tahu kedatangan Buddha Ci Kung, 

belum menyambut kedatangan Yang Suci, 

mohon pengampunan. 






Buddha Ci Kung : 

Ha … ha … ! 

Mana ada dosa ? 

Asalkan kamu bisa menceritakan Kebaikan kamu 

untuk selamatkan Manusia di Dunia, 

maka Amal Kebajikan-nya besar. 






Kakek Tua : 

Memalukan ! Memalukan ! 

Tiada Amal Kebajikan, 

tidak tahu harus cerita dari mana ? 






Thung Sheng : 

Yang ber-Kebajikan merendahkan hati, 

hari ini Buddha Ci Kung membawa saya kemari, 

Bodhisattva tua pasti melakukan Kebajikan tersembunyi, 

kalau tidak 

bagaimana mungkin di-ajak kemari 

untuk wawancara kasus ? 

Mengharapkan Bodhisattva tua 

memikirkan kepentingan Umat Manusia, 

cerita-kan Kebaikan yang Anda lakukan, 

agar bisa sadarkan Umat Manusia 

bisa perbaiki diri menjadi baik. 






Kakek Tua : 

Kalau memang demikian, 

maka saya akan sampaikan secara ringkas. 

Tahun ini saya berusia 91 tahun, 

pada saat saya usia 65 tahun mengalami sakit keras, 

hampir memasuki kematian, 

pada saat setengah sadar dan tidak sadar, 

terlihat seorang Malaikat bermuka merah 

memakai perisai emas memegang cambuk emas 

memberitahukan saya : 

[ Kehidupan kini karena melakukan banyak pembunuhan, 

Tuhan mengurangi usia kamu 23 tahun, 

jika masih tidak tahu koreksi diri 

untuk melepaskan Makhluk hidup, 

maka ajal kamu sudah dekat ], 

selesai bicara tiba-tiba Malaikat menghilang, 

saya juga kaget 

sampai seluruh tubuh ber-keringat dingin. 


* *



Setelah sadar, 

saya renung-kan sejenak

memang kenyataan-nya demikian, 

satu Kehidupan ini demi kenikmatan mulut, 

telah melakukan pembunuhan Makhluk hidup 

tak terhitung jumlah-nya, 

sekarang ter-kena kanker hati, 

Dokter sudah mem-vonis tinggal 2 bulan 

bisa ber-tahan hidup. 

Kalau memang begitu 

maka saya harus perbaiki diri pergi ber-buat baik, 

banyak melepaskan Makhluk hidup, 

untuk menebus dosa kesalahan saya. 


* *



Karena itu 

saya memilih setiap bulan pada saat Ce-It (Tanggal 1 Imlek) 

dan Cap-Go (Tanggal 15 Imlek) 

melepaskan kerang di pantai, 

karena semangat hidup kerang sangat kuat, 

rasio daya tahan hidup-nya tinggi, 

satu kali sudah bisa menyelamatkan banyak nyawa, 

karena saya ber-pikir, 

hanya tinggal 2 bulan Kehidupan, 

maka lebih baik uang simpanan saya 

digunakan untuk melepaskan Makhluk hidup. 


* *



Dalam waktu singkat hanya 2 bulan, 

sudah melepaskan 300.000 lebih Makhluk hidup. 

Aneh-nya, benjolan kanker di badan saya 

tidak membesar lagi 

dan tidak menyebar. 

Demikian-lah setelah melewati 26 tahun, 

sekarang sudah berusia 91 tahun, 

badan saya sehat dan kuat, 

tidak ada penyakit, 

telinga jelas, mata masih awas, 

semua-nya hanya mengandalkan melepaskan Makhluk hidup. 


* * 



Saya punya 3 Anak Laki dan 2 Anak Perempuan, 

masing-masing ber-pendidikan baik 

dan usaha-nya lancar 

dan mendapat keuntungan besar. 

2 Putri saya juga menikah dengan Keluarga yang baik, 

Kehidupan Keluarga-nya juga harmonis. 

Semua-nya hanya mengandalkan pelepasan Makhluk hidup. 

Apa yang disampaikan di atas 

adalah pengalaman saya 

setelah melepaskan Makhluk hidup 

mengalami banyak hal kemukjizatan. 






Buddha Ci Kung : 

Ha … ha … ! 

[ Buat baik akan dapat balasan baik, 

buat jahat dapat balasan jahat, 

bukan-nya tidak ada balasan, 

waktu-nya yang belum sampai ]. 


* * 



Hari ini kamu mempunyai rezeki, 

jabatan, lengkap dengan usia panjang, 

karena kamu rajin membeli Makhluk hidup 

dan melepaskan-nya, 

selain menikmati usia panjang, 

Keturunan yang kaya raya, 

setelah meninggal juga menjadi Dewa. 

Wawancara hari ini cukup sampai di sini, 

kembali ke Kuil. 





( Saat itu Buddha Ci Kung mengembalikan rohani Kakek Tua, 

juga menarik kembali serangga pembawa tidur, 

Kakek Tua tersadarkan, 

mengetahui Buddha datang mengunjungi, 

dengan tulus ber-lutut di atas lantai 

ber-sujud ber-Terimakasih. 

Guru dan Murid naik ke atas naga emas, 

naga emas terbang dengan cepat 

menuju Kuil Chiien Cen ) 






Buddha Ci Kung : 

Kuil Chiien Cen sudah sampai, 

roh Thung Sheng kembali ke badan, 

sudah, 

Saya pulang.