BAB 11


Tanggal 07 – 05 – 2012 


BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI : 



BAKTI merupakan hal UTAMA di antara ratusan Kebaikan, 

Manusia di Dunia kalau bisa menjalankan Bakti, 

Tuhan akan men-catat Nama-nya, 

kalau mencapai tingkat atas bisa menjadi Arahat; 

kalau capai tingkat bawah, 

bisa menjadi Malaikat tingkat atas, menengah dan bawah; 

di Dunia bisa menikmati rezeki, kedudukan dan usia panjang 

sebagai balasan atas Kebaikan-nya. 

Jika Manusia di Dunia bisa ber-Bakti kepada Orangtua-nya, 

pasti akan mendapat balasan baik. 

Beban karma ber-kurang, 

kelak setelah meninggal 

gampang mendapatkan kedudukan Dewata. 


* * 


Mengharapkan Manusia di Dunia 

jangan mengejar hal sampingan 

dan melepaskan yang pokok, 

kalau Bakti belum dijalankan 

maka tidak perlu membicarakan membina hakekat Langit, 

bagaikan panjat pohon untuk dapatkan ikan, 

bukan saja tidak mendapatkan Tao (Kebenaran), 

bahkan Neraka merupakan bagian-nya. 

Waspada-lah ! 






Buddha Ci Kung : 

Murid bodoh, mari keliling buat Buku. 

( Saat itu tangan Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, 

roh Thung Sheng seketika dikeluarkan ) 






Thung Sheng : 

Murid memberi salam hormat pada Guru. 

Mohon tanya, 

hari ini Guru akan ke mana untuk wawancara ? 






Buddha Ci Kung : 

Tidak perlu banyak tanya, 

ikut Guru saja langsung berangkat. 

( Saat itu Buddha memanggil [ di mana naga emas ? ]. 

Seketika naga emas muncul, 

Guru dan Murid naik ke atas naga, 

naga emas terbang dengan cepat 

menuju tempat tujuan ) 





Thung Sheng : 

Apa yang disampaikan Guru di depan tentang Bakti, 

sering menjadi pembahasan saya, 

merupakan syarat yang harus dipenuhi 

untuk mencapai tingkat Dewata, 

tapi sering diabaikan oleh Umat Manusia, 

apa sebab-nya ? 






Buddha Ci Kung : 

Ha … ha … ! 

Pertanyaan bagus ! Pertanyaan bagus ! 

Buddha menyelamatkan Dunia, 

memberi petunjuk pada “Medium”, 

demi untuk memberi petunjuk pada Manusia di Dunia 

satu jalan yang terang, 

supaya bisa menuju ke Alam para Buddha. 

Apa daya Manusia tidak percaya, 

[ BAKTI ] kalau tidak dijalankan, 

bahkan mengatakan sudah chiutao, 

atau sudah percaya pada Ajaran Buddha, 

atau mengatakan saya sudah di-baptis, 

nanti-nya akan hidup kekal, 

ini merupakan pandangan yang keliru. 


* * 



Coba bertanya-lah dari mana asal badan kamu ? 

Tanpa Ibunda yang penuh kasih 

dan ke-dua Orangtua yang ber-susah payah membesarkan, 

mana-lah kamu bisa tumbuh besar menjadi Manusia, 

bisa sekolah membaca menulis, 

mendapatkan pendidikan yang tinggi, 

mendapat penghasilan tinggi, 

menikmati Kehidupan yang menyenangkan ? 

Semua-nya adalah pengorbanan Orangtua 

yang sudah ber-susah payah, 

baru ada keberhasilan kamu hari ini. 


* * 



Hendak-nya tahu balas budi, 

saat Orangtua sudah lanjut usia dan jatuh sakit, 

kamu justru tidak peduli 

dengan keadaan Orangtua yang lagi menderita 

karena sakit, tidak perhatikan. 

Bahkan ada yang mengundang tenaga kerja asing 

untuk merawat-nya di rumah sakit, 

selebih-nya tidak perhatikan 

dan juga tidak tanya, 

ini merupakan dosa besar. 


* * 



Tidak perduli kamu sudah chiutao, 

atau percaya pada Buddhisme atau Agama apa pun, 

jalan menuju ke Nirwana sudah tertutup, 

pintu Neraka sudah terbuka lebar. 

Di Nirwana sudah tidak ada Nama-mu. 

Di Neraka sudah ada Nama-mu. 

Jika masih tidak tahu ber-tobat dan sadar, 

menyesal pun sudah terlambat. 






Thung Sheng : 

Terimakasih atas petunjuk welas asih dari Guru,  

di Kuil kita banyak Saudara-Saudari se-Umat 

yang ber-Bakti pada Orangtua-nya, 

bisa menjadi teladan bagi Manusia di Dunia, 

boleh-kah Guru kasih petunjuk lagi ? 






Buddha Ci Kung : 

Mumpung kamu punya hati ini, 

Guru masih bisa jelaskan lagi, 

seperti kamu dan Istri-mu, 

Adik-mu Thung Sheng Ming San, 

Shu Sheng Su Lan, Cien Sheng Shu Ju, 

Chen Sheng Yao Cung, Chen Sheng Pen Chin, 

He Sheng Jen Ming, He Sheng Pi Cu, 

Yii Sheng Chi Wen, 

sudah termasuk daftar Anak Bakti. 


* * 



Inti-nya adalah semasa masih HIDUP 

manfaatkan waktu 

untuk banyak BERBAKTI pada Orangtua, 

ini merupakan landasan dasar jadi Manusia, 

juga merupakan Pembinaan yang terbaik. 






Thung Sheng : 

Masih ada satu pertanyaan ingin ditanyakan pada Guru, 

beberapa hari lalu 

ada seorang komedian gantung diri 

di daerah pegunungan, 

apa sebab akibat-nya ? 






Buddha Ci Kung : 

Jodoh buruk, 

diri-nya di-lilit oleh Arwah hutang karma, 

juga karena kisah cinta-nya keluar jalur yang diinginkan, 

menyalahkan diri terus, 

sehingga masuk ke jalan yang tidak benar, 

sayang sekali ! 

Arwah-nya sekarang 

berada di Alam “Orang mati dengan sia-sia”, 

jika tidak ada Orang memberi Amal Kebajikan 

(memupuk Amal Kebajikan atas Nama-nya) 

mungkin dia akan di-kurung 20 tahun lebih, 

baru bisa lepas dari penderitaan, 

bodoh sekali. 






Thung Sheng : 

Mohon tanya pada Guru, 

Murid sering melihat di belakang Orang 

di-ikuti beberapa Arwah penasaran, 

masa pancaran ke-tiga di-buka penyelamatan umum, 

Tuhan demi para Pembina 

bisa mencapai kesempurnaan lebih awal, 

sehingga mengijinkan para Arwah 

yang masih ada hutang yang belum di-tagih 

selama beberapa Kehidupan 

untuk keluar dari Neraka ke Dunia 

untuk menagih kepada Orang yang masih ber-hutang pada-nya 

selama beberapa Kehidupan lampau, 

begitu ketemu, 

setiap saat boleh menagih-nya, 

sungguh mengerikan. 


* * 



Ada orang karena di-tagih 

sehingga mengalami kecelakaan badaniah 

bahkan kehilangan nyawa, 

atau kena penyakit berat atau kecelakaan kendaraan, 

pada saat melakukan pekerjaan ringan (angkat kasur) 

mengalami sejumlah penderitaan kemudian meninggal, 

mengenaskan. 


* * 


Tapi ada kala-nya 

Murid menggunakan mata Langit 

melihat banyak Orang di belakang-nya 

di-ikuti Arwah penasaran, 

kalau kasih tahu mereka, 

mereka juga tidak percaya, 

juga tidak mau mendengar, apa daya ? 







Buddha Ci Kung : 

Karena itu-lah Manusia di Dunia sulit diselamatkan, 

asal-kan ber-giat untuk membabarkan kabar baik sudah cukup, 

semua-nya mengikuti jodoh, 

yang percaya akan ikuti, 

bagi yang tidak percaya itu adalah nasib-nya, 

ini yang dikatakan sulit lepas dari bencana. 






Thung Sheng : 

Masih ada satu masalah 

mau mohon petunjuk Guru, 

sekarang banyak sekali 

Kuil yang di-kuasai oleh Siluman dan Asyura, 

di Kao Siung 

pernah suatu kali ada seorang Perawat 

ingin di-hilang-kan masalah-nya, 

setelah pulang ke rumah malah kena yang sesat, 

anggota Keluarga malah kerasukan roh sesat, 

bukan hanya saling memukul, 

bahkan juga memakan kotoran Orang, 

akhir-nya Perawat itu mati kelaparan, 

sungguh mengenaskan.  

Bagaimana cara-nya Manusia mengenali Kuil sesat 

dan Kuil yang ber-Kebenaran ? 








Buddha Ci Kung : 

Ha … ha … ! 

Baik-lah ! Baik-lah ! 

Pertanyaan Murid baik sekali. 

Sekarang ini berbagai Ajaran bermunculan, 

hal-hal yang tidak benar, 

Manusia demi badan-nya yang lagi tidak nyaman, 

atau menghadapi masalah yang tidak bisa diselesaikan Manusia, 

cenderung pergi minta tolong ke Kuil, Kelenteng, 

jika Pelaksana atau “Medium” punya hati yang tidak tegak, 

maka Kuil itu gampang dirasuki 

oleh Arwah yang negatif atau Siluman, 

Manusia yang tidak tahu menahu 

datang sampai ke Kuil tersebut, 

dengan sendiri-nya gampang dipengaruhi 

dan dipermainkan oleh Siluman. 

Karena itu Saya kasih beberapa saran, 

yang bisa membedakan Kuil negatif dengan Kuil yang Benar. 





1. 

Lihat Pelaksana atau Penanggungjawab Kuil 

dalam mengatasi persoalan, 

karena Kuil itu baik atau tidak, 

berkaitan dengan Pengurus-nya, 

jika Pengurus-nya tidak tegak 

maka Kuil ini akan di-kuasai oleh Setan. 



* * 



2. 

Rasakan sendiri pada saat masuk ke Kuil. 

Kuil yang ada Kebenaran, 

pasti terasa hawa positif yang memenuhi Kuil, 

seperti Kuil Nan Thian Ce Sia Chiien Cen, 

pasti terasa satu hawa kuat yang ramah, 

seluruh badan terasa nyaman, 

ini bisa dirasakan oleh badan; 

sebaliknya jika seluruh tubuh terasa dingin 

dan merinding bulu kuduk-nya, 

atau merasa tubuh tidak nyaman, 

itu-lah Kuil negatif, 

maka harus segera ditinggalkan, 

selama tiga hari ber-turut-turut bersih-kan badan, 

maka hawa negatif di badan akan bersih 

dan tidak ada masalah lagi. 








Thung Sheng : 

Terimakasih atas petunjuk Guru, 

diyakini Manusia di Dunia akan bisa membedakan-nya, 

tidak akan di-tipu lagi. 





( Pada saat Buddha Ci Kung dan Murid-Nya lagi bicara, 

naga emas mendarat di Afrika Tengah 

di padang rumput yang luas, 

terlihat se-ekor singa ganas, 

setelah kenyang memakan daging rusa, 

sekarang lagi ngorok ter-tidur lelap, 

Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-Nya, 

seketika roh singa dikeluarkan, 

ternyata seorang Anak muda ) 






Anak Muda : 

Siapa kalian ? 

Mengapa membangunkan saya dari tidur ? 







Thung Sheng : 

Bicara-mu tidak perlu galak, 

hari ini bisa me-wawancara kamu merupakan rezeki kamu. 

Saya adalah “Medium” 

di Kuil Nan Thian Ce Sia Chiien Cen, 

yang di-samping saya ada Buddha Ci Kung yang terkenal. 







Anak Muda : 

Tidak tahu Buddha Ci Kung yang datang, 

mohon pengampunan Buddha. 

( Berikut-nya Anak Muda ini menangis ter-sedu-sedu ) 






Buddha Ci Kung : 

Kamu jangan menangis. 

Asal-kan kamu bersedia menceritakan Kehidupan kamu 

dulu melakukan kesalahan apa, 

sehingga hari ini ter-lahir jadi singa, 

untuk sadar-kan Umat Manusia, 

bisa meringankan dosa kamu sebagian. 







Anak Muda :  

Sungguh memalukan. 

Saya sebenar-nya ada chiutao, 

mengira sudah di-daftar-kan Nama-nya di Nirwana, 

Nama sudah di-hapus-kan di Neraka, 

sehingga aktif membantu kegiatan di Vihara 

baik itu urusan besar maupun kecil, 

tapi tidak perduli-kan Orangtua yang sudah ber-usia lanjut, 

sehingga Ibu jatuh sakit, 

ter-baring di tempat tidur selama 10 tahun, 

saya biarkan dia di rumah sakit, 

mengundang seorang Pembantu untuk mengurus-nya, 

sehari-hari jarang menjenguk-nya. 


* * 



Karena perawatan yang tidak baik 

sehingga banyak luka ber-darah. 

Kaki dan tangan lama tidak di-gerak-kan, 

pelan-pelan menjadi kaku, 

bagaikan satu mayat hidup, 

saya sedikit pun tidak perhatikan, 

dalam hati saya pikir 

asal-kan saya giat membantu di Vihara, 

sudah bisa kembali ke Nirwana. 


* * 



Siapa sangka, 

karena Ibu menderita penyakit parah 

yang mengakibatkan kelemahan ginjal, lalu meninggal. 

Setelah meninggal, 

Arwah-nya tidak ikhlas, 

sehingga ke Tingkat 5 di Neraka melapor ke Hakim Neraka 

bahwa saya tidak ber-bakti, 

Hakim Neraka mengutus Petugas Maut ke Dunia 

untuk mengambil nyawa saya, 

untuk men-cocok-kan kasus di Neraka. 


* * 



Suatu hari saat saya ber-ceramah di mimbar Vihara, 

tiba-tiba merasa pusing, 

lalu tidak sadar-kan diri. 

Begitu sudah sadar, 

tangan dan kaki sudah di-borgol Petugas Maut, 

di-seret ke Tingkat 5 Neraka. 


* * 



Hakim Neraka mengatakan 

“sia-sia kamu chiutao, 

bahkan Landasan dasar yang harus dijalankan yaitu BAKTI, 

kamu juga tidak tahu, 

masih sebagai Penceramah, 

bimbing Orang untuk membina, 

sungguh sudah terbalik antara awal dan akhir, 

sehingga meng-hukum saya di Neraka selama 30 tahun, 

kemudian terlahir sebagai singa, harimau, macan tutul 

masing-masing 10 tahun, 

kemudian baru menjadi kelinci dan binatang kecil lain-nya, 

setelah selesai menjalani derita Kehidupan binatang, 

baru dimasukkan ke Neraka tidak berdasar 

yang sulit untuk menitis lahir lagi. 

Terpikir sampai di sini, 

saya menyesal luar biasa, 

mohon Guru menolong saya. 







Buddha Ci Kung : 

Terlambat ! 

Dengan Amal sekarang dalam menasehati Umat Manusia, 

bisa mengurangi penderitaan kamu, 

semoga begitu Buku ini diterbitkan, 

Manusia di Dunia 

jika ada yang “TIDAK BER-BAKTI”, 

maka segera-lah perbaiki diri, 

kalau tidak, menyesal pun sudah terlambat. 

Sekarang sudah malam, 

sudah boleh pulang ke Kuil. 




( Saat itu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-Nya, 

mengembalikan roh Anak Muda ke badan singa, 

Guru dan Murid naik ke naga emas lagi, 

naga emas terbang dengan cepat 

menuju Kuil Chiien Cen ) 







Buddha Ci Kung : 

Kuil Chiien Cen sudah sampai, 

roh Thung Sheng kembali ke badan, 

sudah, 

Saya pulang.