BAB 5


Tanggal 26 – 03 – 2005 


BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI : 



Pembinaan hati dan Kebajikan Manusia di Dunia 

hanya digantung di mulut saja, 

tapi kenyataan pelaksanaan-nya masih kurang, 

ini yang membuat Para Pembina pancaran putih 

yang semakin sedikit mencapai kesempurnaan. 

Saya menasehati Para Pembina, 

banyak-lah pergi jalankan dan sedikit bicara, 

karena Budiman malu akan perbuatan-nya, 

karena-nya Saya memberitahukan perbuatan 

merupakan hal utama dalam pembinaan 

untuk nasehati Manusia di Dunia, 

ini-lah sebab-nya. 





Buddha Ci Kung : 

Murid bodoh, 

mari pergi buat Buku 

( saat itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, 

Roh Thung Sheng seketika keluar dari badan ) 





Thung Sheng : 

Murid memberi salam pada Guru. 





Buddha Ci Kung : 

Murid budiman jangan sungkan. 

Guru membawa kamu main-main ke Taipeh. 





Thung Sheng : 

Jangan-jangan Guru mau ikut tour ? 





Buddha Ci Kung : 

Ha… ha… bergurau macam apa ? 

Guru akan membawa kamu ke Pasar Taipeh, 

daerah Sin Yi, 

untuk mewawancarai satu kasus, 

mari sambil jalan sambil bicara. 



( saat itu begitu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-Nya, 

Naga emas seketika muncul, 

Guru dan Murid naik ke atas Naga, 

Naga emas terbang dengan kecepatan tinggi 

menuju ke Pasar Taipeh ) 






Thung Sheng : 

Guru ! 

Kemarin di Kao Siung 

ada kebakaran di tempat penjualan barang, 

akibat kebakaran, 

membuat 2 Petugas Pemadam Kebakaran terluka, 

mohon tanya pada Guru, 

seperti Orang yang meninggal karena menolong Orang, 

Tuhan memberi penghargaan apa ? 






Buddha Ci Kung : 

Pertanyaan baik, 

Manusia di Dunia jika meninggal 

karena menjalankan Kesetiaan, Bakti, 

jaga Kesucian diri, Kebenaran, menolong Orang, 

berdasarkan Aturan Langit 

akan mendapat kedudukan Dewa yang rendah, 

jika hasil perbuatan-nya 

memberi manfaat bagi Orang banyak 

maka akan menjadi Dewa dengan kedudukan yang tinggi. 






Thung Sheng : 

Kalau begitu, 

Manusia di Dunia 

semesti-nya bangga menjalankan Kebenaran 

dari dua posisi Terhormat itu. 






Buddha Ci Kung : 

Ya, 

Manusia hidup di Dunia 

hanya beberapa puluh tahun saja, 

kalau bisa menjadi seorang Pahlawan, 

meskipun badan ini sudah mati, 

rohani-nya masih tetap hidup. 






Thung Sheng : 

Belakangan ini banyak Orang melakukan bunuh diri massal, 

di Jepang, Taiwan, Amerika, 

dan berbagai Negara juga ada berita ini. 

Guru, bagaimana menyadarkan mereka ? 





Buddha Ci Kung : 

Ha… ha… 

Manusia di Dunia tidak menyadari keberhargaan hidup, 

begitu menghadapi masalah dalam hidup 

yang terpikirkan adalah mati 

sebagai penyelesaian-nya, 

bukan hanya tidak bisa lepas dari derita, 

malahan jatuh ke dalam lembah dosa, 

betapa bodoh-nya ! 


* * 



Saya menasehati Manusia di Dunia, 

kecoa dan semut ingin bertahan hidup, 

sedangkan Manusia 

sebagai Makhluk yang paling tinggi derajat-nya, 

mana-lah boleh 

hanya karena masalah sepele 

seperti jalinan perasaan, uang, sakit 

lantas menghabisi hidup-nya ! 


* * 


Jika demikian 

bukan hanya tidak menyelesaikan masalah-nya, 

malahan menambah beban dosa pada rohani-nya. 

Bahkan Orang yang mati dengan sia-sia 

masih akan dikurung di Alam Akhirat, 

setiap pagi dan malam, 

Arwah akan diseret oleh Petugas di Alam Akhirat 

untuk jalani hukuman siksaan, 

derita-nya sama dengan semasa hidup, 

sampai kamu menyadari penderitaan-mu, 

menyesal sudah terlambat. 




( pada saat Guru dan Murid lagi bicara, 

Naga emas sudah sampai ke tujuan ) 





Thung Sheng : 

Guru ! 

Kasus hari ini di mana tempat-nya ? 





Buddha Ci Kung : 

Tempat KTV di depan itu-lah. 





Thung Sheng : 

Guru ! 

jangan-jangan Guru gatal tenggorokan-nya, 

membawa Murid ke sini untuk bernyanyi. 





Buddha Ci Kung : 

Bukan, 

Arwah ini ada di dalam KTV, 

dengarkan-lah. 




( saat itu Buddha Ci Kung membawa Roh Thung Sheng masuk, 

menerobos masuk ke ruang yang megah, 

sampai pada satu lorong, 

terlihat satu Arwah Anak muda sendirian 

di sana meratap sedih, 

dengan kepala retak berdarah, 

tampang-nya sangat mengerikan ) 






Thung Sheng : 

Guru, 

dia meninggal dalam keadaan yang mengerikan, 

Murid jadi merinding ! 






Buddha Ci Kung : 

Murid budiman jangan takut, 

Guru bisa memanggil Arwah-nya kemari, 

biar dia yang cerita sendiri. 





(saat itu kipas Buddha Ci Kung begitu dikibaskan, 

maka Arwah Anak muda itu, 

pelan-pelan menuju ke arah Buddha Ci Kung, 

lalu bersujud beri hormat pada Buddha) 






Buddha Ci Kung : 

Coba kamu ceritakan 

kenapa kamu bisa meninggal di sini, 

agar bisa sadarkan Manusia di Dunia. 






Arwah Anak Muda : 

Saya bernama OOO, 

karena semasa kecil dulu 

Orangtua pernah membawa saya chiu Tao, 

sehingga bisa mengenali Buddha Ci Kung. 


* * 



Kalau diceritakan sungguh memalukan, 

saya sebenarnya Anak Keluarga kaya, 

dan Anak tunggal, 

karena itu saya sangat disayang, 

mau apa selalu dikasih apa, 

kalau ada masalah, 

maka Orangtua akan menyelesaikan-nya, 

boleh dikatakan 

telah menikmati kesenangan duniawi habis-habisan, 


* * 



karena Keluarga kaya 

maka senantiasa menunjukkan kewenangan dan kekayaan, 

dari kecil tidak sudah sekolah, 

punya sekelompok Teman-teman yang tidak baik, 

semua berfoya-foya mengandalkan saya 

karena Keluarga saya kaya raya, 

ke mana pun selalu berfoya-foya, 

menikmati kesenangan duniawi. 


* * 



Suatu kali, 

di tempat ini Teman-teman merayakan ulang tahun saya, 

diantara-nya ada seorang yang ambil balok kayu 

dihantamkan ke kepala saya, 

hingga kepala saya retak 

dan darah mengalir terus sehingga mati seketika, 

Teman foya-foya saya 

begitu melihat saya mati mengerikan, 

takut dan segera pergi, 

sejak meninggal, 

Arwah saya menunggu di sini terus [ cari pengganti ]. 





Buddha Ci Kung : 

Kamu menyesal tidak ? 





Arwah Anak Muda : 

Luar biasa menyesal, 

kalau tahu akan begitu 

maka tidak akan melakukan-nya, 

menasehati Anak muda zaman sekarang, 

jangan karena badan kuat dan gagah 

lantas sembarangan membunuh Orang, 

hendak-nya baik-baik bersekolah, 

bergiat untuk maju, 

baru-lah tidak sia-sia sebagai Manusia. 






Buddha Ci Kung : 

Manusia di Dunia membaca Buku ini apakah tergugah ? 

Kehidupan lampau Anak muda ini 

adalah seorang yang baik hati, 

membelikan peti mati untuk Orang, 

menolong fakir miskin, 

membangun tempat Ibadah, 

tidak ada yang tidak dilakukan dengan sekuat tenaga, 

sehingga dia memupuk Amal Kebajikan. 


* * 


Terlahir lagi sebagai Anak Keluarga kaya raya, 

sepanjang hidup dikaruniai kekayaan, 

tidak kekurangan dalam sandang dan pangan, 

umur-nya Cuma sampai 19 tahun, 

meskipun sudah chiutao apa boleh buat ? 

Lebih baik koreksi diri dengan baik di sini, 

jika dalam 3 tahun bisa tidak menangkap pengganti, 

Guru akan datang lagi membawa kamu ke Alam gelap. 

Hari ini buat Buku cukup sampai di sini, 

kembali ke Vihara ! 





( waktu itu Guru dan Murid meninggalkan KTV, 

naik ke atas Naga emas, 

pulang menuju ke Chiien Cen Thang ) 






Buddha Ci Kung : 

Vihara Chiien Cen sudah sampai, 

Roh Thung Sheng kembali ke badan. 

Sudah, 

saya pulang.