BAB 19


Tanggal 08 – 10 – 2005 


BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI : 



Pada awal Kehidupan Manusia, 

sifat-nya polos alami tiada pamrih, 

sehingga setelah meninggal Dunia bisa kembali ke Nirwana, 

tidak perlu jatuh ke dalam 6 Jalur Tumimbal Lahir. 


* * 


Sampai pada Dinasti Cou dan seterus-nya, 

sifat Manusia pelan-pelan berubah menjadi jahat, 

baru di-bentuk-lah Neraka, 

untuk meng-hukum rohani-nya. 


* *



Sifat Manusia hingga sekarang, 

pengaruh budaya Barat lebih kuat daripada budaya Timur, 

Manusia baik dan jahat dibagi jadi 2 kelompok, 

yang baik makin baik, 

yang jahat makin jahat, 

perbuatan Baik tidak dijalankan, 

perbuatan jahat dilakukan terus di mana-mana, 

senang mem-bongkar urusan pribadi Orang, 

bahkan digunakan untuk memeras uang-nya, 

ini merupakan dosa besar, 

membuat korban menderita 

dan tidak ingin hidup lagi dan bunuh diri. 


* *


Sehingga Saya membahas ini, 

semoga Manusia di Dunia 

jika ada melanggar-nya, 

cepat-lah sadar, 

jangan meneruskan perbuatan buruk, 

balasan buruk pasti akan tiba. 






Buddha Ci Kung : 

Murid bodoh. 

Mari pergi membuat Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] 

( Saat itu Guru mengucapkan kata suci, 

bersamaan dengan itu roh Thung Sheng dikeluarkan ) 







Thung Sheng : 

Murid memberi salam hormat pada Guru, 

beberapa hari sudah tidak ketemu, 

Murid jadi kangen sama Guru. 






Buddha Ci Kung : 

Guru juga, 

karena kamu buat baik menolong rohani Orang, 

energi kamu agak terkuras, 

sehingga tidak memungkinkan kamu untuk keliling 

maka pembuatan Buku dihentikan sejenak, 

hari ini semangat kamu sudah lumayan pulih, 

sudah boleh keliling untuk buat Buku lagi. 






( Saat itu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-Nya, 

naga emas pelindung muncul di angkasa, 

Buddha Ci Kung dan Murid-Nya naik ke atas naga, 

naga emas terbang dengan cepat 

ke tempat tujuan hari ini ) 







Thung Sheng : 

Guru. 

Beberapa hari yang lalu 

seorang Aktris terkenal 

di-rekam secara rahasia [ CD hubungan sex ], 

digunakan untuk memeras uang dalam jumlah besar, 

membuat hidup-nya gelisah terus, 

membuat Orang kasihan pada-nya, 

meskipun hidup-nya di atas rata-rata Orang, 

tapi jika dia menjalankan Kehidupan normal 

tidak melakukan sex di luar nikah, 

mana-lah mungkin terjadi masalah ini ? 







Buddha Ci Kung : 

Ini merupakan peringatan 

pada mereka yang hobi akan sex. 

Laki-laki cenderung ter-goda pada “kembang liar”, 

selalu ada Orang yang merusak Nama baik 

dan citra diri demi “kembang liar”, 

karena mereka yang melakukan sex di luar nikah 

mengira kesialan tidak akan menimpa mereka, 

untung-untung-an melakukan-nya, 

sehingga melakukan hal yang memalukan ini 

sekali lalu ke-dua kali, 

kemudia ke-tiga kali dan seterus-nya, 

ini merupakan hukuman bagi yang [ hobi sex ], 

tapi Orang yang menjebak-nya, 

hati-nya sudah mati. 


* *



Tempat yang di-kunjungi hari ini, 

ada kaitan dengan kasus ini, 

Saya menasehati Manusia di Dunia cepat-lah sadar, 

jangan terlena dalam sex terus, 

ketahui-lah 

di atas ( huruf mandarin ) sex ada satu bilah pisau, 

dari dulu hingga sekarang 

sudah berapa banyak Ksatria 

yang masuk perangkap siasat “perempuan”, 

membuat cita-cita Ksatria belum tercapai 

dan menyesal seumur hidup, 

Manusia di Dunia hendak-nya sadar-lah. 






( Pada saat Guru dan Murid lagi ber-bincang, 

naga emas sudah sampai di hutan rimba 

di tengah Afrika, 

terlihat banyak gorilla merah berlompatan 

di pohon ke sana kemari, 

luar biasa gembira-nya. 

Buddha Ci Kung dan Murid-Nya turun dari naga emas, 

Guru dan Murid berjalan 

menuju ke hadapan satu pohon besar, 

ter-lihat seekor gorilla bulu merah 

lagi ber-ayun ke sana kemari. 

Saat itu kipas Buddha dikibaskan, 

tiba-tiba gorilla merah itu merasa pusing dan ingin tidur, 

kemudian tidur di atas ranting pohon, 

Buddha Ci Kung menepuk kepala-nya, 

rohani gorilla ini dikeluarkan, 

ternyata seorang mafia yang ber-tato hijau ) 







Thung Sheng : 

Mohon tanya pada [ Abang besar ], 

bagaimana rasa-nya menjadi gorilla ? 






Gorilla merah : 

Sangat susah, 

karena badan diselubungi kulit bulu, 

pada musim dingin masih baik, 

pada musim panas, luar biasa kepanasan. 

Apalagi di Hutan Afrika banyak binatang buas, 

jika tidak hati-hati bisa di-makan ular besar, 

kamu melihat kita ber-ayun ke sana kemari dengan gembira, 

sebenarnya setiap hari kami selalu was-was, khawatir 

kalau tidak hati-hati 

maka habis-lah nyawa kita. 







Buddha Ci Kung : 

Apakah kamu tahu, 

kenapa bisa ter-lahir sebagai gorilla bulu merah ? 






Gorilla bulu merah : 

Soal itu, saya tidak tahu. 






Buddha Ci Kung : 

Baik-lah ! 

Saya akan bantu kamu memulihkan daya ingat. 





( Saat itu Buddha meletakkan ke-dua tangan 

di ubun-ubun gorilla merah, 

setelah gorilla merah seperti tertegun dan terkejut sejenak, 

tiba-tiba mengalir-lah air mata-nya, 

luar biasa sedih-nya … ) 






Buddha Ci Kung : 

Sudah paham ? 





Gorilla merah : 

Sudah paham. 






Thung Sheng : 

Maka cepat-lah kamu ceritakan, 

untuk mengingatkan Umat Manusia di Dunia, 

atau bisa menebus kesalahan kamu 

yang sangat besar itu. 






Gorilla merah : 

Masalah-nya sudah jadi begini, 

sudah merusak Moralitas, 

tapi jikalau dengan menceritakan 

bisa meringankan dosa kesalahan, 

saya rela menceritakan-nya. 


* *



Semoga Orang yang membaca Buku ini 

bisa menjadikan saya sebagai peringatan, 

jangan mengulang hal yang sama lagi. 


* * 



Pada awal masa revolusi Tiongkok, 

Dinasti Ching sudah hancur, 

ada satu Anak muda ber-Marga Li, 

Ayah-nya menjadi Pejabat 

se-iring dengan berdiri-nya Negara Republik, 

tapi karena Ayah-nya sebagai Pejabat korup, 

sehingga Keluarga-nya kaya raya, 

yang ber-Marga Li Orang-nya murah hati, 

sehingga menjadi Anak baik. 


* * 



Setiap hari hidup-nya santai, 

beberapa Teman-nya yang tidak baik 

ber-tindak licik dan buas, 

ke-mana-mana menindas Orang baik, 

saya adalah Orang yang ber-Marga Li. 


* *



Di kemudian hari, 

ter-pengaruh kebiasaan buruk dalam hisap candu, 

tiap hari hisap candu, 

menikmati kesenangan menyedot candu meniupkan asap, 

pelan-pelan menghabiskan harta Keluarga. 

Uang hasil korupsi Ayah dihabiskan saya, 

sehingga meng-gelandang di jalan. 


* *



Demi ber-tahan hidup, 

saya menyusun siasat bersama Teman-teman jahat, 

men-jebak seorang ber-Marga Cang yang kaya, 

terlebih dulu 

saya menyediakan seorang Perempuan bar 

yang cantik dan menarik. 

Tunggu Saudagar kaya yang ber-Marga Cang 

dan Rekan bisnis-nya membicarakan bisnis di hotel, 

Wanita itu terus membujuk-nya minum 

yang banyak sampai mabuk, 

di-bopong ke kamar, baju-nya di-lepas, 

ber-dua telanjang bulat di atas tempat tidur. 

Saat itu saya di-sertai Teman-teman, 

ber-pura-pura sebagai Suami Wanita itu, 

men-dobrak pintu dan masuk serta memaki. 

Saat itu Saudagar kaya Cang ter-bangun karena kaget, 

melihat diri-nya dan Wanita bar 

dalam keadaan telanjang di tempat tidur, 

di-hina lagi, 

hanya bisa marah dalam hati tidak berani bicara. 


* *



Meskipun tahu sudah di-jebak Orang, 

tapi demi menjaga Nama baik-nya, 

sehingga di-peras saya terus, 

pelan-pelan 

sudah tidak punya semangat menjalankan bisnis-nya, 

senantiasa hidup dalam ketakutan, 

sampai harta benda-nya ludes 

akhir-nya gantung diri. 


* *



Setelah meninggal roh-nya penasaran, 

sampai di Neraka Tingkat Ke-Lima 

melapor pada Hakim Neraka, 

Hakim Neraka melihat kejahatan saya sangat besar, 

mengutus Petugas Neraka ke Dunia 

untuk menyeret saya. 


* *



Saya lagi ber-gembira mendapatkan hasil tipuan, 

tiba-tiba merasa tekanan darah saya tinggi, 

mata ber-kunang-kunang dan pusing, 

kemudian ter-jatuh mati. 

Begitu saya sadarkan diri, 

badan saya dingin membeku jadi mayat, 

di depan mata saya 

hanya ada Malaikat maut menyeret saya ke Neraka, 

setelah di-periksa oleh Hakim Neraka, 

saya hanya bisa mem-bisu 

dan mengakui kesalahan saya. 


* *



Kemudian di-siksa di Neraka 

berupa di-lempar ke gunung pisau, congkel hati, 

dan berbagai siksaan lain-nya selama puluhan tahun, 

sampai 10 tahun yang lalu 

baru ter-lahir sebagai gorilla bulu merah, 

setiap hari merasa was-was, 

mengalami panas dan lembab, 

luar biasa menderita-nya. 

Suatu kali lagi tidur di atas pohon, 

hampir di-telan mentah-mentah oleh ular besar, 

sangat menyesal atas kejadian dulu. 







Buddha Ci Kung : 

Baik-baik-lah ber-tobat. 

Kamu masih ada 99 kali untuk ter-lahir sebagai binatang lagi, 

semoga kamu bisa sadar, 

kelak kalau ada kesempatan ter-lahir jadi Manusia, 

hendak-nya jadi Manusia yang baik, 

jangan melanggar-nya lagi. 







Gorilla merah : 

Saya akan ingat dalam hati. 





( Saat itu 

Buddha Ci Kung melihat waktu tidak pagi lagi, 

mengembalikan rohani gorilla merah ke badan-nya, 

ketika gorilla merah ter-bangun, 

di mata-nya masih ada air mata, 

seperti-nya ada merasakan dan mengalirkan air mata, 

Guru dan Murid naik ke atas naga emas, 

naga emas terbang dengan cepat 

ke Kuil Chiien Cen ) 






Buddha Ci Kung : 

Sudah sampai di Kuil Chiien Cen, 

roh Thung Sheng kembali ke badan, 

sudah, 

Saya pulang.