BAB 3


Tanggal 22 – 03 – 2005 


BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI : 


Manusia di Dunia mengatakan membina diri, 

sepanjang hari hanya diucapkan saja, 

tapi Saya ingin bertanya pada kamu, apa yang kamu bina ? 

Apakah sudah mendapat hati tenang tentram ? 

Apakah sudah membina sampai tenang leluasa ? 

Apakah bisa dengan giat menjalankan Kesetiaan, Bakti, 

jaga Kehormatan, dan Kebenaran ? 

Apakah setiap saat bisa memaklumi Orang lain ? 


* * 



Coba-lah tanya pada hati nurani sendiri, 

sudah menjalankan berapa persen beberapa poin di atas ? 

Jika bisa menjalankan semua itu, 

maka Saya beri selamat pada kamu, 

jika tidak bisa menjalankan, 

atau hanya 7-8 bagian saja, 

maka masih belum layak. 

Semoga Para Pembina di Dunia yang mengatakan [ membina diri ] 

baik-baik-lah koreksi diri, 

jangan sampai saat ajal datang menjemput, 

tidak ada jalan menuju ke Nirwana, 

justru pintu Neraka yang terbuka lebar, 

saat itu menyesal pun sudah terlambat ! 






Buddha Ci Kung : 

Murid bodoh, mari pergi buat Buku !
 
( saat itu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-Nya, 

rohani Thung Sheng seketika itu juga 

dikeluarkan dari badan-nya ) 





Thung Sheng : 

Murid memberi salam suci pada Guru, 

hari ini dingin tidak seperti biasanya, 

apakah Guru merasakan-nya ? 





Buddha Ci Kung : 

Tidak, Saya sudah jadi Buddha, 

segala angin, dingin, panas, lembab 

tidak bisa mempengaruhi Saya. 






Thung Sheng : 

Sangat kagum pada Guru 

yang mempunyai badan Buddha yang kekal, 

tapi tidak tahu bagaimana membina-nya ? 

Mohon Petunjuk Guru, 

agar memberi manfaat pada Manusia di Dunia 

dalam membina dan bisa mendekati Tao. 





Buddha Ci Kung : 

Baik-lah sambil jalan sambil bicara. 

( waktu itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, 

Naga emas Pelindung seketika hadir, 

ber-dua Guru dan Murid naik ke atas Naga emas, 

Naga emas dengan kecepatan tinggi menuju Angkasa ) 





Buddha Ci Kung : 

Umat Manusia yang membina sekarang ini, 

sedikit yang mencapai kesempurnaan, 

karena [ pelaksanaan-nya ] masih kurang, 

mulut-nya bilang Tao 

tapi tindakan perbuatan-nya tidak menunjukkan Tao, 

bicara-nya berlebihan, hebat sekali, 

sebenarnya belum dijalankan sedikit pun, 

maka membina tidak mendapatkan hasil 

( hanya diucapkan di mulut ). 


* * 



Terutama Para Biksu Ajaran Buddha 

jika melakukan pelanggaran, 

sangat berat hukum-nya, 

serakah akan persembahan Umat, 

tapi belum sungguh-sungguh membina. 

Hanya karena badan-nya memakai baju Pembina, 

tapi belum bisa sungguh-sungguh paham 

akan hakekat Kebenaran Buddha, 

hanya mengerti 3 bagian, 

digembor-gemborkan hingga bagaikan sudah dijalankan 8 bagian, 

sebenarnya pelaksanaan-nya belum memadai, 

tapi menyuruh Orang lain yang menjalankan, 

bukan-kah demikian kenyataan-nya ? 


* * 



Para Umat tidak bisa menilai dari penampilan luar-nya, 

tapi lama kelamaan pasti akan ketahuan. 

Saya hanya menunjukkan sebagian kecil ini saja, 

karena Para Biksu Ajaran Buddha menuntut Umat 

berbuat Amal Kebajikan, 

maka Umat mati-matian sumbang uang 

untuk melayani Guru. 


* * 



Sebagian Para Pembina justru mabuk 

dalam kesenangan duniawi, 

justru lupa apa tujuan diri-nya berada dalam pembinaan ? 

begitu ajal-nya sudah tiba, 

pergi menghadap Hakim Neraka, 

saat itu sudah terlambat ! 






Thung Sheng : 

Selain Para Biksu, 

apakah ada Pembina dari Ajaran lain 

yang melakukan hal yang sama ? 






Buddha Ci Kung : 

Rata-rata ada. 

Para Pembina Agama Katholik, Kristen, Islam, Confucius, 

rata-rata ada melakukan pelanggaran, 

serakah untuk dilayani Umat. 

Semoga kalian tahu untuk koreksi diri, 

tegak-kan cita-cita untuk membina dengan sungguh-sungguh, 

baru bisa mencapai kesempurnaan. 






Thung Sheng : 

Terimakasih atas Petunjuk Guru. 

Murid ada satu pertanyaan mau mohon Petunjuk Guru, 

Manusia di Dunia cenderung menganggap pergi ke Vihara 

untuk bantu-bantu adalah membina, 

mendengar dharma adalah membina, 

apakah itu benar ? 






Buddha Ci Kung : 

Pertanyaan yang baik ! 

Ini-lah yang tidak dipahami Umat Manusia di Dunia. 

Manusia di Dunia menganggap 

pergi bantu-bantu di Vihara adalah membina, 

sebenarnya keliru, mengapa ? 


* * 



Karena bantu bekerja di Vihara 

adalah memupuk Amal untuk diri, 

yang dimaksud dengan membina 

adalah setelah meninggalkan Vihara, 

pada saat bersama Anggota Keluarga dan Sesama rekan 

dalam menjalankan tugas, bisa akur, 

baru dikatakan membina. 


* * 



Jika ada Orang yang tidak masuk ke Vihara, 

tapi dalam Kehidupan sehari-hari 

menjalankan hakekat Kesopanan antar Manusia, 

itu-lah yang disebut membina, 

seperti Paman dari Istri kamu, 

juga merupakan hal yang mengherankan di Dunia. 






Thung Sheng :  

Terimakasih Guru memberi penjelasan, 

saya yakin Manusia di Dunia yang membaca-nya akan paham. 





Buddha Ci Kung : 

Tao ada di dalam hati, 

mencari Tao di luar hati kita, 

tidak akan menemukan-nya. 

Asalkan Manusia mempertahankan satu hati yang baik, 

dengan giat menjalankan hakekat Kesopanan Manusia, 

jalankan 3 landasan, 5 asas, 4 pola, 8 Kebajikan, 

[ dijalankan dengan sekuat tenaga ] 

walaupun tidak mengerti akan hakekat Kebenaran Buddha, 

sudah tidak sulit capai kesempurnaan. 





( pada saat Buddha Ci Kung lagi menjelaskan, 

Naga emas sudah masuk ke dalam lapisan atmosfir, 

masuk ke Dunia Asyura atau Iblis. 

Saat itu di hadapan mata dipenuhi dengan hawa siluman, 

Thung Sheng agak ketakutan. ) 







Thung Sheng :  

Guru ! Ini tempat apa ? 

Mengapa merinding ? 

Membuat Orang ingin tidur, 

Apa sebab-nya ? 






Buddha Ci Kung : 

Karena kita sudah masuk ke dalam Alam Asyura atau Iblis. 





Thung Sheng : 

Ampun deh… ! 

Guru ! 

Kenapa Guru bawa Murid ke tempat Iblis ? 






Buddha Ci Kung : 

Nanti kamu akan tahu sendiri 

( saat itu Naga emas sampai ke tempat tinggal Para Asyura. 

Bangunan-nya dijaga oleh puluhan ribu Pasukan Iblis, 

setiap Pasukan tampang-nya garang buas, 

muka hijau bergigi taring, 

membuat takut siapa pun yang melihat-nya, 

Raja Iblis yang duduk di tengah, 

menatap Buddha Ci Kung dengan pandangan dingin. ) 






Asyura : 

Ayo ! ayo… ! 

Angin apa yang meniup kamu kemari ? 

Apakah Buddha Ci Kung sudah tidak tahan kesepian,

datang mencari wanita cantik ? 





Buddha Ci Kung : 

Benar ! 

Bagaimana kalau kamu bantu kenalkan pada Saya ? 





Asyura : 

Baik-lah! Datangkan Petugas ! 




Tentara Iblis : Siap ! 




Asyura : 

Iblis betina dan Anak Iblis berbaris yang baik, 

biarkan Buddha Ci Kung pilih beberapa 

untuk dibawa pulang 

untuk bersenang-senang. 






Thung Sheng : 

Guru, kenapa Iblis laki muka-nya hijau dan bertaring ? 

Tampang-nya mengerikan, 

sedangkan Iblis betina tampang-nya luar biasa cantik ? 

Guru, kamu ini sungguh-sungguh atau pura-pura ? 

Apakah hati-Mu sudah tergoda ? 






Buddha Ci Kung : 

Aiih ! Murid bodoh, 

mana mungkin Guru tergoda ? 

Raja Asyura, 

jika kamu bicara ngawur lagi, 

jangan salahkan Saya menggunakan senjata penakluk Iblis. 




( waktu itu Buddha Ci Kung 

mengeluarkan senjata Iblis dan dikibaskan, 

senjata itu mengeluarkan sinar Buddha yang sangat cemerlang, 

dipukulkan ke Kepala Raja Asyura, 

hingga Kepala Raja Iblis terluka dan berdarah, 

mata berkunang-kunang, 

dan mohon ampun sama Buddha Ci Kung. ) 







Asyura : 

Ampuni saya, Buddha Ci Kung, 

saya hanya bergurai, 

kenapa Kamu demikian tidak berperasaan langsung pukul saya ? 


Dari Wei Thuo Phu Sa, 

senjata penakluk Iblis ini merupakan barang mustika, 

sudah ada sejak penciptaan Bumi, 

untuk menghalau Siluman, Iblis dan yang sesat. 






Thung Sheng : 

Ternyata demikian, 

apa tujuan kita hari ini kemari ? 






Buddha Ci Kung : 

Agar kamu tahu Dunia Iblis, Asyura, 

juga menyuruh Raja Iblis membawa keluar 

beberapa Anggota Iblis, 

untuk ceritakan keadaan mereka 

saat membina diri di Dunia, 

dan kenapa bisa masuk ke Dunia Iblis, 

untuk sadarkan Para Pembina di Dunia. 






Asyura : 

Baik-lah, mari ! 

Panggil Pasukan Pelindung kiri kanan kemari, 

untuk berikan data pada Buddha Ci Kung 

dalam buat Buku. 




( waktu itu dari 2 sisi keluar satu Laki satu Wanita, 

Iblis Laki sebagai Pelindung di kiri 

dan Iblis Wanita sebagai Pelindung di kanan, 

yang Laki luar biasa jelek-nya, 

yang Wanita cantik-nya bagaikan Dewi ) 






Buddha Ci Kung : 

Pelindung kiri mulai-lah bercerita. 





Iblis Laki : 

Pada awal-nya saya adalah Pembina Ajaran Buddha, 

hanya karena tinggi hati, 

hati sering tidak puas, 

tanpa sebab sering memarahi Orang, 

sering emosi, 

sehingga Umat pada takut kalau melihat saya. 

Saya tidak lakukan koreksi diri, 

menganggap saya sudah dalam posisi tinggi 

dalam Ajaran Buddha, 

Umat melihat saya bersungguh dalam jalankan tugas,

mereka berebut untuk melayani saya, 

menganggap bisa dapat rejeki. 

Tapi sayang-nya, 

suatu kali terjangkit penyakit dan meninggal !

Setelah meninggal, 

tidak terlihat Buddha menyambut saya, 

bahkan dalam sekejap muka saya berubah jadi jelek sekali, 

menyesal pun sudah terlambat. 







Iblis Wanita : 

Semasa hidup saya 

adalah seorang Penceramah di Kalangan Yi Kuan Tao. 

Karena mendapat firman Tuhan, 

maka merasa diri setingkat di atas Orang lain, 

pengetahuan dan kemampuan bicara juga hebat, 

sering berceramah berbagai hakekat Kebenaran di Vihara, 

tapi diri sendiri tidak berbakti pada Orangtua, 

merasa pendidikan Orangtua lebih rendah. 


* * 


Setiap kali Orangtua datang ke Vihara mencari saya, 

saya selalu menghindar tidak terlihat, 

kalau pun ketemu akan pura-pura tidak kenal, 

sehingga ke-dua Orangtua menangis, 

tapi waktu di atas mimbar, 

ceramah saya adalah berbagai Kebenaran, 

membuat Orang mengira saya adalah seorang Pembina, 

sebenarnya seringkali 

karena masalah kecil timbul emosi besar. 


* * 



Pada saat meninggal tidak bisa menghadap Tuhan, 

malah Raja Asyura yang datang menjemput. 

Karena semasa di Dunia saya berwajah cantik, 

setelah masuk ke Dunia Iblis 

sering membuat Iblis Laki saling berebut 

dan cemburu karena saya, 

saya juga senang karena-nya. 






Buddha Ci Kung : 

Iblis Laki maupun Wanita sudah menceritakan 

sebab akibat diri-nya, 

Saya harap Para Pembina di Dunia 

lakukan-lah pantangan, 

jangan membina sampai masuk ke Alam Iblis, 

menyesal sudah terlambat ! 

sudah boleh pulang. 






Raja Iblis : 

Perintahkan Anak Cucu Iblis 

untuk mengantar kepergian Buddha Ci Kung. 

 ( Guru dan Murid ber-dua naik ke atas Naga emas, 

Naga emas terbang dengan kecepatan tinggi 

menuju Vihara Chiien Cen ) 






Buddha Ci Kung : 

Sudah sampai di Vihara Chiien Cen, 

Roh Thung Sheng kembali ke badan. 

Sudah, Saya pulang.