Tanggal 10 – 12 – 2005
BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI :
Sekarang ini teknik percetakan sudah maju,
budaya Manusia makin me-luas,
Dunia ini menjadi sebuah desa “Bumi”,
pengetahuan dan budaya dari berbagai tempat
tersebar melalui Buku,
sehingga kearifan Orang zaman dulu
bisa diwariskan pada Generasi berikut-nya,
kegiatan merawat teks, Buku,
mempunyai Amal Kebajikan besar.
* *
Karena tulisan ini membuka kearifan Umat Manusia,
Amal-nya tidak akan musnah,
semesti-nya Manusia menghormati-nya, menyayangi-nya,
tapi Manusia bukan saja tidak menyayangi-nya
malahan di-injak-injak.
* *
Seperti yang sering di-jumpai,
menggunakan koran untuk menjadi alas barang
atau untuk me-lap meja, kaca,
tindakan mengotori barang yang suci,
telah menanam sebab Manusia mengalami mata minus,
di-tambah lagi teknologi maju zaman sekarang,
berita tersebar dengan cepat-nya
melalui media penyiaran,
Manusia menonton TV, computer,
main games internet,
baca buku sambil ber-baring
merupakan posisi yang tidak baik,
merupakan sebab mata minus pada Manusia.
* *
Saya menyampaikan sebab Manusia ber-mata minus,
mengotori hal-hal yang suci
makin hari makin banyak dan makin parah,
tidak bisa tidak di sini untuk diungkapkan
demi mengingatkan Umat Manusia,
semoga Manusia paham dan menghormati-nya.
Buddha Ci Kung :
Ha … ha … !
Murid budiman sudah boleh pergi keliling untuk buat Buku.
( Saat itu Buddha mengucapkan kata suci,
roh Thung Sheng seketika dikeluarkan )
Thung Sheng :
Murid memberi salam hormat pada Guru.
Buddha Ci Kung :
Murid jangan sungkan,
Kuil baru segera akan digunakan,
kamu kurang memperhatikan diri
dalam hal makan dan kebutuhan,
setiap hari mengurusi segala hal di Kuil
baik yang besar maupun yang kecil,
sibuk sampai tidak ada waktu melakukan yang lain,
setiap kali sampai tengah malam,
baru bisa ber-istirahat,
sungguh ber-susah payah.
Thung Sheng :
Guru terlalu memuji,
Murid hanya ingin memberikan satu ruangan
yang khidmat dan nyaman
pada Saudara Saudari se-perguruan serta Umat sekalian,
sehingga mereka ada perasaan [ pulang ke rumah ],
dalam keadaan pendanaan yang cekak,
sekuat tenaga bersama-sama turun tangan,
semoga Kalangan yang paham Kebenaran
di Kuil Chiien Cen makin hari makin banyak,
sehingga se-letih apa pun,
bagaimana susah payah pun,
Murid rela menjalani-nya.
Buddha Ci Kung :
Sangat baik ! Sangat baik !
Tidak sia-sia menjadi Murid baik dari Guru,
punya hati untuk ber-susah payah,
mana perlu khawatir
Kebenaran tidak bisa berkembang dan me-luas ?
Ha … ha … !
Bisa sambil jalan sambil bicara.
( Saat itu kipas Buddha dikibaskan,
naga emas pelindung muncul di angkasa,
mendarat secara per-lahan-lahan,
sinar keemasan di tubuh-nya
membuat angkasa yang gelap gulita
menjadi ber-sinar terang benderang.
Guru dan Murid naik ke atas naga emas,
naga emas terbang dengan cepat,
menuju ke tempat tujuan hari ini )
Thung Sheng :
Guru.
Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] hampir selesai.
Buddha Ci Kung :
Benar.
Thung Sheng :
Boleh-kah minta Guru mengumumkan penghargaan ?
Umat yang ber-Amal dalam membantu cetak Buku,
akan di-kasih penghargaan apa ?
Buddha Ci Kung :
Baik-lah ! Baik-lah !
Karena Murid sudah ber-tanya,
maka Guru akan membacakan Titah Suci Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan pengumuman Suci Tuhan,
Tuhan menilai Anak-Anak di Kuil Chiien Cen
ada memupuk Amal istimewa
mewakili Tuhan membabarkan Kebenaran,
terhitung mulai Tanggal 15 Bulan ini,
setiap Ce-It, Cap-Go pada pukul 7 malam,
akan menurukan Petunjuk Suci di Kuil Chiien Cen,
mengikat jodoh baik dengan para Anak-Anak sekalian.
* *
Penghargaan tersendiri bagi mereka
yang membantu mencetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ]
diumumkan dengan hormat sebagai berikut :
1.
Bagi yang mencetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ]
mencapai 10.000 Buku,
semua hutang karma Kehidupan lampau akan di-tiada-kan,
sehingga membuat yang bersangkutan
tidak di-tagih oleh Arwah hutang karma
maka bisa konsentrasi dalam menjalankan pembinaan.
2.
Bagi yang mencetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ]
mencapai 5.000 Buku,
di-izin-kan untuk lunasi ikatan dendam selama 3 Kehidupan,
Anak Cucu-nya akan cerdas dan tanggap, sehat,
dan ber-budi pekerti baik.
3.
Bagi yang tidak lancar dalam pekerjaan,
perjalanan hidup tidak lancar,
memohon kelancaran dalam usaha dan Nama,
menjalankan tugas dengan baik,
boleh mencetak Buku ini untuk menasehati Umat Manusia di Dunia,
akan mendapat penghargaan sesuai yang diinginkan-nya.
4.
Bagi yang sudah lama sakit tidak sembuh-sembuh,
baik itu penyakit gangguan mental
atau penyakit karena balasan hukuman sebab akibat,
boleh ber-ikrar untuk membantu cetak Buku ini,
berdasarkan Amal dalam mencetak Buku ini besar atau kecil,
Ibunda Suci meng-izin-kan kesembuhan
penyakit gangguan mental
atau pun penyakit beban karma sebab akibat,
akan pulih keadaan-nya menjadi normal lagi,
serta badan jadi sehat.
5.
Bagi Para Pedagang
yang memohon peningkatan penghasilan lebih lancar,
lebih perlu membantu mencetak Buku ini,
Ibunda Suci akan memerintahkan Malaikat harta kekayaan
di 5 Jalur memberikan rezeki pada mereka
yang membantu cetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] ini,
agar harta kekayaan-nya masuk dengan lebih lancar,
jalan rezeki-nya terbuka.
6.
Bagi Umat Manusia yang ber-Bakti
memohon usia panjang untuk Orangtua-nya,
boleh ber-ikrar untuk membantu cetak Buku ini,
Ibunda Suci meng-izin-kan
untuk beri perpanjangan usia,
menambah rezeki,
untuk memenuhi keinginan hati Anak-Anak yang ber-Bakti,
untuk memperpanjang waktu bagi Anak-Anak-nya
bisa memberikan pelayanan,
bisa menjalankan Bakti sekuat tenaga.
7.
Kalau ada proyek yang agak jarang,
memohon keinginan tertentu atau cita-cita-nya bisa terkabul,
boleh ber-ikrar membantu mencetak Buku ini,
Ibunda Suci meng-izin-kan keinginan hati-nya terkabul.
Ke-tujuh point di atas
merupakan Anugerah dari Tuhan,
Umat Manusia jika ada permohonan tersendiri lagi,
boleh menulis di atas [ proyek yang agak jarang ],
Tuhan akan memerintahkan
Malaikat Penanggungjawab tugas tertentu
untuk mengabulkan-nya,
bagi mereka yang ada keinginan tertentu maka akan dikabulkan,
demikian Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Thung Sheng :
Wah … !
Umat Manusia sungguh beruntung,
Ibunda Suci bukan saja setiap Ce-It, Cap-Go
mengikat jodoh baik dengan Umat sekalian
dalam menurunkan petunjuk Suci,
masih memberikan penghargaan demikian besar,
sungguh merupakan rezeki besar bagi semua Umat dan Manusia,
semoga mereka yang punya uang bisa keluarkan uang,
yang punya tenaga keluarkan tenaga,
bersama-sama mendukung-nya,
pasti bisa menyelamatkan Umat Manusia bersama-sama
kembali ke sisi Tuhan.
( Pada saat Guru dan Murid sedang bicara,
naga emas pelindung berhenti
di samping sebuah tempat
yang bertuliskan [ Paviliun Jejak Suci ],
terlihat seorang Kakek Tua kepala-nya ber-sinar keemasan,
pakaian kuno yang dikenakan-nya tidak serasi,
pas Kakek itu sudah selesai membenahi kertas bertulisan,
minum teh di samping, ber-istirahat sejenak,
Buddha mengibaskan kipas-Nya,
tiba-tiba Kakek itu merasa pusing mau tidur,
berikut-nya terlihat satu energi ringan
melayang keluar dari badan-nya,
ternyata rohani Kakek sudah dikeluarkan )
Kakek Tua :
Berani-kan diri ber-tanya, kalian ber-dua siapa ?
Tidak tahu ada urusan apa ?
Yiii … ?
Yang di hadapan ini yang memakai jubah compang camping,
topi rombeng dan sepatu usang,
tangan memegang hulu,
bukan-kah Buddha Ci Kung ?
Buddha Ci Kung :
Benar, hari ini kamu beruntung,
Saya ingin meminjam kasus kamu
yang menghormati dan menyayangi jejak Suci,
untuk menyadarkan Umat Manusia
agar bisa menghormati dan menyayangi kertas ber-tulisan.
Kakek Tua :
Mana berani ! Mana berani !
Tak ada Amal Kebajikan-nya,
memalukan ! Memalukan !
Thung Sheng :
Karena tidak merasa punya Amal,
justru itu-lah Amal Kebajikan-nya,
saya memohon yang Tua menceritakan yang sesungguh-nya,
untuk menasehati Umat Manusia secara luas,
ini merupakan Kebajikan yang besar.
Kakek Tua :
Sungguh memalukan kalau diceritakan,
saya sebenar-nya hanya seorang yang miskin,
dari kecil menderita dan buta huruf,
tidak kenal banyak huruf yang umum di-pakai,
susah hati setiap kali hadapi masalah ini,
saya selalu menasehati Anak Cucu
hendak-nya menghormati dan menyayangi kertas yang ber-huruf,
ber-giat untuk belajar terus,
untuk menjadi Manusia yang berguna.
* *
Juga memanfaatkan hari libur kerja
untuk ke-mana-mana mengumpulkan kertas-kertas ber-huruf
yang di-kotori dan di-buang Orang.
Di-bawa pulang
kemudian di-cuci bersih dan di-jemur kering,
kemudian se-lembar demi se-lembar dirapikan
kemudian di-antar ke [ Paviliun Jejak Suci ]
untuk di-bakar,
lalu abu pembakaran kertas
di-kubur di tanah yang bersih,
atau di-tabur-kan di sungai bersih
yang air-nya mengalir atau ke laut,
demikian sudah dijalankan selama 30 tahun,
* *
dari muda hingga sekarang,
se-hari pun tidak berhenti,
pada dasar-nya saya hanya menganggap ini
adalah satu bagian hati
menghormati dan menyayangi jejak Suci,
juga tidak serakah akan Amal Kebajikan,
tak di-sangka Anak Cucu ber-kepribadian baik,
ber-Bakti dan berhasil semua,
menjadi kaya dalam usaha,
lebih lagi ada yang menjadi Pejabat Tinggi,
sungguh tidak terbayangkan.
Buddha Ci Kung :
[ Berbuat buruk dapat balasan buruk,
berbuat baik dapat balasan baik,
bukan-nya tidak ada balasan,
cuma waktu-nya yang belum sampai ].
Kesungguhan hati kamu dalam menghormati
dan menyayangi kertas ber-tulisan
sudah menanamkan rezeki buat diri sendiri dan Anak Cucu,
setelah kamu meninggal dunia
akan mendapatkan kedudukan Malaikat Tingkat Menengah.
Sekarang Saya akan meminjam kegiatan Kakek ini
untuk menasehati Manusia di Dunia,
semoga Manusia meneladani-nya,
bisa mendapat rezeki.
Hari ini sudah lama dalam membuat Buku,
mari pulang.
( Saat itu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-Nya,
Guru dan Murid naik ke atas naga emas,
naga emas terbang cepat
menuju Kuil Chiien Cen )
Buddha Ci Kung :
Kuil Chiien Cen sudah sampai,
roh Thung Sheng kembali ke badan,
sudah,
Saya pulang.