Tanggal 25 – 06 – 2005
BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI :
Manusia di Dunia demi mendapatkan uang,
memikirkan berbagai cara yang tidak pantas,
untuk menipu,
asal-kan bisa menipu untuk dapat-kan uang,
apa pun berani dilakukan.
* *
Ada juga Bos besar yang sengaja membuat diri-nya bangkrut,
jerih payah karyawan satu Kehidupan
sirna dalam sekejap,
tidak bisa ber-tahan hidup.
Ada yang pinjam uang pada Orang dengan bunga tinggi,
bahkan bunga-nya sangat tinggi sekali,
membuat Keluarga Orang hancur berantakan,
ada juga yang mendirikan Perusahaan semu,
uang hasil tipuan-nya dilarikan,
ini telah menanam “sebab” buruk,
terlahir di air.
* *
Saya tidak tega
melihat Umat Manusia menciptakan dosa yang besar,
sehingga ber-susah payah menasehati-nya,
semoga Orang yang ada melanggar kesalahan ini
bisa ber-ikrar mencetak
Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] ini,
untuk disebarluaskan,
bisa menggunakan Amal menebus dosa kesalahan.
Buddha Ci Kung :
Murid bodoh, mari keliling buat Buku.
( Saat itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata sejati,
roh Thung Sheng seketika dikeluarkan )
Thung Sheng :
Di sini Murid memberi salam hormat pada Guru.
Mendengar Guru mengatakan
banyak pelanggar di bidang ekonomi,
jangan-jangan tujuan keliling hari ini
ada kaitan dengan-nya ?
Buddha Ci Kung :
Benar,
sambil jalan sambil ngobrol.
( Saat itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci,
naga emas muncul seketika,
Guru dan Murid naik ke atas naga emas,
naga terbang dengan cepat
menuju tempat tujuan )
Thung Sheng :
Guru.
Kakak se-perguruan OOO sudah ber-ulang kali
jatuh sakit kritis,
apakah boleh memohon Guru menolong dia ?
Buddha Ci Kung :
Murid budiman,
kamu mempunyai hati baik
memperhatikan sesama Saudara se-Umat di Kuil,
merupakan wujud pembinaan.
Perhitungan waktu-nya sudah sampai,
dengan kekuatan Manusia sulit selamat-kan dia,
hanya bisa mengantar kepergian-nya yang terakhir,
agar dia bisa dengan tenang
menjalani sisa hidup-nya,
Malaikat Penanggungjawab Kuil akan mengatur-nya,
kamu tidak perlu khawatir.
Thung Sheng :
Terimakasih pada Guru
dan pada Malaikat Penanggungjawab Kuil yang ber-welas asih.
Hanya melihat Kakak se-perguruan
tidak bisa tidur dan tidak bisa istirahat,
dengan hati bakti merawat Ibu-nya
yang lagi kritis sakit-nya,
hati bakti-nya sungguh terpuji,
karena-nya mohon tanya pada Guru,
semoga bisa menolong nyawa-nya,
sehingga dia ada lebih banyak kesempatan
untuk bantu di Kuil,
memupuk Amal.
Buddha Ci Kung :
Lahir dan mati merupakan hal alami,
ada lahir pasti ada mati,
pepatah mengatakan
[ Belum ditentukan kelahiran-nya,
sudah ditentukan kematian-nya dulu ].
* *
Manusia belum dilahirkan sudah ditentukan tanggal mati-nya,
kecuali Orang yang ada membina,
atau ada yang memupuk Amal Kebajikan besar
atau yang melakukan kejahatan besar,
kalau tidak,
sulit merubah sebab akibat yang sudah ditentukan.
* *
Kalau bisa memahami hakekat Kebenaran ini,
pada kelahiran tidak ada yang buat bahagia,
pada kematian juga tidak perlu takut.
Lagi pula Kehidupan Manusia di Dunia,
tidak tergantung pada usia panjang atau pendek,
tapi semasa hidup di Dunia,
apakah bisa memberikan pelayanan pada Masyarakat, Negara,
atau pada Manusia di Dunia,
lalu mendapat pengakuan dari mereka,
apakah dalam hidup Manusia yang singkat ini
bisa memberikan sesuatu yang besar
untuk Manusia di Dunia
dan di-kenang Kebaikan-nya.
* *
Bagaikan Nabi Yen Hui,
meskipun dalam usia muda meninggal,
tapi roh Suci-nya justru hidup
dari zaman dulu hingga sekarang,
semangat-nya tidak hancur untuk selama-nya,
meskipun mati tapi masih hidup semangat-nya,
ini-lah yang disebut [ Orang mati yang masih hidup ],
sebaliknya sebagian Orang meskipun hidup lama di Dunia
tapi sama sekali tidak ada kontribusi pada Dunia,
sama saja dengan mayat hidup.
Lagi pula demi keinginan pribadi masing-masing Orang,
menciptakan dosa dan kejahatan,
lebih lagi meninggalkan contoh buruk bagi Dunia,
ini-lah yang disebut [ Manusia hidup yang sudah mati ].
* *
Coba bertanya pada Manusia,
bagaimana-kah yang membuat hidup-nya agaka ber-makna ?
Seperti para Budiman dari Kuil ini
bisa menjalankan Titah Tuhan,
dengan giat mewakili Tuhan membabarkan Kebenaran,
ini akan meninggalkan contoh baik ribu-an tahun
bagi Manusia di Dunia.
Hutang karma menagih lalu meninggal,
meskipun mati tapi semangat-nya masih hidup,
setelah meninggal
masih bisa mendapatkan kedudukan yang sebenarnya.
Thung Sheng :
Terimakasih atas petunjuk Guru,
maksud Guru adalah,
karena Wakil Ketua Lii dan Kakak se-perguruan Chen,
mereka Suami Istri memupuk Amal Kebajikan di Kuil,
bisa membantu Kakak se-perguruan
untuk pulang dalam keadaan bersih dan tenang,
setelah melewati sejumlah pembinaan,
bisa mendapatkan kedudukan Dewata,
sehingga Malaikat Penanggungjawab Kuil
ber-pesan pada mereka ber-dua
jangan risau,
sebab-nya ada di sini.
Buddha Ci Kung :
Ha … ha … !
Anak yang mau belajar,
di-kasih tahu 1 bisa mendapatkan 3,
tidak sia-sia menjadi Murid baik Laoshi,
ha … ha … ha …
( Pada saat Guru dan Murid lagi ber-bincang,
naga emas pelindung sudah sampai
di permukaan Samudera Pasifik,
terlihat beberapa kapal Nelayan Jepang
sedang mengepung untuk menangkap se-ekor ikan paus,
kasihan sekali ikan paus itu kena tembak,
badan-nya mengeluarkan darah terus,
anggota penangkap ikan paus yang berada di kapal
berusaha menembak ikan,
juga mengencangkan tali pengikat,
pelan-pelan menarik ikan paus mendekat ke kapal,
terlihat nyawa ikan paus dalam keadaan kritis … )
Thung Sheng :
Guru.
Ikan paus dalam keadaan ter-ancam hidup-nya,
bisa-kah Guru menggunakan kekuatan Buddha
untuk menolong-nya ?
Buddha Ci Kung :
Bukan-nya Guru tidak welas asih,
sebenarnya dosa Kehidupan lampau ikan paus sangat-lah berat,
tunggu napas-nya putus,
Guru akan mengeluarkan roh-nya untuk di-tanya,
kamu akan tahu nanti-nya.
( Saat itu karena ikan paus terluka parah,
pelan-pelan hilang perlawanan-nya,
akhir-nya di-seret oleh Nelayan ke atas kapal,
berikut-nya tindakan sadis mereka
membuat Orang tidak tega melihat-nya.
Ikan paus segera di-potong-potong,
di-buang darah-nya,
di-ambil minyak-nya, daging-nya,
ikan paus masih ada napas-nya,
di-bedah dalam keadaan hidup,
tiba-tiba di hadapan muncul satu Arwah Laki-laki,
Buddha Ci Kung mengibas-nya dengan kipas,
Arwah itu ber-gerak ke arah Buddha Ci Kung )
Arwah Laki-laki :
Hu … hu … hu … !
Sakit sekali, Manusia sangat sadis,
demi mendapatkan keuntungan uang,
menghancurkan Keluarga saya,
Istri dan Anak-anak paus saya,
sudah ber-cerai berai.
Hu … hu … hu …
Buddha Ci Kung :
Ikan paus ! Ikan paus !
Kamu jangan ber-sedih,
setelah Saya memberi petunjuk Kehidupan lampau kamu,
kamu akan tahu
kenapa mengalami derita kesakitan yang amat sangat
lalu mati.
* *
Kehidupan lampau kamu adalah seorang Saudagar,
karena ber-hati tidak baik,
ingin mendapat uang sampingan yang haram,
mengumpan Orang untuk simpan uang yang ber-bunga tinggi,
menipu sejumlah Orang yang tidak ber-Kearifan,
membuat penghasilan-nya dalam satu Kehidupan
semua-nya masuk ke dalam Perusahaan kamu.
* *
Pada awal-nya kamu tepat waktu
menyebarkan bunga uang,
dalam 2 – 3 tahun kemudian,
melihat jumlah simpanan uang sudah mencapai ratusan juta,
tiba-tiba dengan jahat-nya menyatakan diri sudah bangkrut,
membuat penghasilan banyak Orang dalam satu Kehidupan,
sirna dalam sekejap mata,
kamu melarikan diri keluar negeri ber-senang-senang.
* *
Sebagian Penabung tidak bisa menerima tekanan situasi
sehingga gantung diri,
ada juga yang Keluarga-nya jadi berantakan,
Anak Istri ter-cerai berai,
ini adalah kesalahan Kehidupan lampau kamu.
* *
Karena kejahatan kamu sudah berlebih
maka mengalami kecelakaan,
di-bakar hidup-hidup hingga mati.
Setelah meninggal,
Arwah kamu menuju ke Neraka
mengalami berbagai siksaan
yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,
lebih lagi tidak perlu di-bahas
tumimbal lahir jadi ikan paus
selama seratus Kehidupan,
sebagai balasan kejahatan kamu.
Sekarang kamu baru pertama kali jadi ikan paus,
masih ada 99 kali masih menunggu kamu.
Baik-baik-lah ber-tobat.
Arwah Laki-laki :
Ternyata demikian, aaiii …. !
Sungguh menyesal atas kejadian dulu.
Buddha Ci Kung :
Buddha menasehati Manusia di Dunia,
[ 3 INCH DI ATAS KEPALA ADA MALAIKAT ],
jangan mengatakan Malaikat itu
tidak terlihat lantas boleh menindas Orang,
menyesatkan hati sendiri,
melakukan kejahatan habis-habis-an,
tidak menjalankan Kebaikan,
pada akhir-nya yang menanggung derita juga kamu sendiri.
Baik-lah,
hari ini buat Buku-nya makan waktu lama,
mari pulang ke Kuil.
( Saat itu kipas Buddha Ci Kung dikibaskan,
tiba-tiba muncul-lah Petugas Neraka,
menangkap Arwah Laki-laki ke Neraka untuk dilaporkan.
Guru dan Murid naik ke atas naga emas,
naga emas terbang dengan cepat,
menuju ke Kuil Chiien Cen )
Buddha Ci Kung :
Sudah sampai di Kuil Chiien Cen,
roh Thung Sheng kembali ke badan,
sudah,
Saya pulang.